Setiap buku memiliki karakteristik atau ciri khas yang bertujuan untuk mempermudah proses klasifikasinya. Karakteristik buku nonfiksi yang paling dikenal yaitu berisi fakta yang informatif dan edukatif. Sebenarnya, ada beberapa ciri lainnya yang wajib diketahui penggemar literasi, seperti gaya bahasa, penulisan, struktur, hingga tujuan buku tersebut ditulis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nonfiksi memiliki makna sebagai sastra yang tidak bersifat fiksi (karangan/imajinatif), melainkan ditulis berdasarkan fakta dan kenyataan. Tidak hanya memberikan wawasan dan pengetahuan, buku nonfiksi juga mempunyai segudang manfaat lainnya, seperti untuk mengasah pola pikir kritis serta kreativitas seseorang.
Daftar isi
Toggle8 Karakteristik Buku Nonfiksi yang Wajib Diketahui Penggemar Literasi
Buku nonfiksi sering dikali dikatakan sebagai buku yang kaku dan membosankan karena tidak ada unsur hiburan di dalamnya, sehingga kurang populer di kalangan pecinta buku. Melalui artikel ini, kamu akan belajar tentang karakteristik yang ada dalam buku nonfiksi. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Artikel yang sesuai:
1. Ditulis dengan Bahasa Formal
Diketahui bahwa buku fiksi seperti novel ditulis dengan gaya bahasa informal (sehari-hari) yang memiliki diksi gaul atau santai, sedangkan buku nonfiksi ditulis dengan bahasa formal/baku yang sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, penulisan buku nonfiksi tidak boleh bertentangan dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Maka, ketika membaca buku nonfiski kamu tidak akan menemukan kosakata kekinian khas anak muda yang berlaku saat ini. Tujuan buku nonfiksi ditulis secara formal agar bisa dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan, tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, atau profesi.
Namun, tidak semua jenis buku nonfiksi ditulis dengan bahasa formal yang terkesan kaku/berat. Ada beberapa macam tulisan nonfiksi yang disusun dengan pola kalimat yang lebih ringan serta mudah dipahami oleh pembaca, tetapi tetap sesuai dengan atauran yang berlaku. Hal ini dapat kamu temukan dalam buku motivasi, referensi, pengembangan diri, dan personal literature.
2. Memakai Bahasa Denotatif
Secara sederhana, denotatif adalah kosakata atau kalimat yang sesuai dengan arti atau kondisi sebenarnya. Tidak ada unsur tambahan dan makna ganda di dalamnya. Oleh karena itu, kalimat yang disusun dalam buku nonfiksi selalu jelas, objektif, dan tidak berbelit-belit.
Contoh kalimat denotatif yang dijumpai di buku nonfiksi adalah, “Ada beberapa kambing hitam di peternakan milik Pak Asep.” Kata “kambing hitam” dalam kalimat tersebut memiliki makna sesungguhnya, yakni kambing yang mempunyai bulu berwarna hitam. Berbeda arti apabila kata tersebut terdapat dalam buku fiksi yang dapat diartikan sebagai ungkapan menyalahkan orang lain.
3. Bersumber pada Fakta & Data
Bila fiksi dikenal dengan cerita khayalan dan fantasi sang penulis, maka nonfiksi dikenal sebagai buku yang mengandung fakta empiris. Berbagai fakta dan data tersebut benar-benar terjadi di lapangan tidak ditambah atau dikurangi. Fakta dan data tersebut diperoleh melalui proses penelitian yang sangat sistematis dan rumit.
Seorang penulis buku nonfiksi bisa melakukan riset selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk sebuah topik yang bahasnya. Selain biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, riset juga membutuhkan motode serta analisis yang tidak gampang. Pada karakteristik ini juga ditekankan bahwa sangat dilarang memasukkan unsur plagiarisme atau menyalin hasil karya orang lain baik sengaja maupun tidak.
4. Berisi Informasi Baru dan Penambahan Informasi
Karakteristik yang paling menonjol dari buku nonfiksi yaitu memuat informasi baru yang dibutuhkan oleh masyarakat. Terkadang dalam menyampaian informasi tersebut, penulis juga menambahkan data yang tidak ada di buku sebelumnya. Jadi, pembaca dapat memperbarui informasi terkini suatu fenomena atau teknologi yang sedang berkembang.
Misalnya, seorang pakar komputer menyusun buku tutorial belajar bagaimana cara mengaplikasikan Adobe Photoshop versi 2022 yang berguna untuk menyunting foto/gambar. Setelah buku tersebut beredar, perusahaan perangkat lunak Adobe System mengeluarkan Adobe Photoshop terbaru versi 2024. Agar masyarakat mendapatkan kabar terkini, pakar tersebut menambahkan kandungan buku terdahulunya sesuai dengan edisi terbaru Adobe Photoshop.
5. Isi dapat Dibuktikan
Karakteristik buku nonfiksi kelima ini berkaitan dengan ciri sebelumnya yaitu bersumber pada fakta dan data. Buku nonfiksi ditulis berdasarkan hasil riset yang aktual, objektif, sistematis, logis, dan kritis. Selain itu, tulisan nonfiksi perlu dilakukan verifikasi agar data yang telah diolah dan dianalisis dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, penulis tidak boleh memasukkan komponen yang bersifat subyektif (pandangan dan pemikiran pribadi) dalam tulisannya. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan pembaca terhadap sebuah buku yang dinilai objektif.
6. Disusun oleh Penulis Khusus
Buku nonfiksi harus ditulis oleh penulis yang memiliki kompetensi dan wewenang di bidang yang digeluti. Wawasan yang telah didapatkan dengan cara profesional membatu penulis untuk menyusun sebuah buku nonfiksi dengan akurat dan kredibel.
Misalnya, untuk menyusun sebuah buku kesehatan tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang, harus disusun oleh pakar medis yang berpengalaman, seperti dokter. Hal ini dikarenakan, dokter telah menguasai bidang kesehatan dan telah paham mengenai seluk beluknya. Pendidikan yang ditempuh juga tidak sebentar, sehingga mampu menghadirkan sebuah buku yang sarat informasi bagi khalayak luas.
7. Mengandung Informasi Keilmuan
Karakteristik buku nonfiksi selanjutnya yaitu mengandung informasi seputar keilmuan yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu maksud ditulisnya buku nonfiksi adalah untuk memajukan berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti matematika, sains, kedokteran, sosiologi, geografi, psikologi, dan lainnnya.
Informasi keilmuan yang dijabarkan dalam buku nonfiksi bukanlah hasil karangan atau pendapat pribadi penulis, melainkan didapatkan dari berbagai sumber yang tepercaya, seperti hasil penelitian, tesis, artikel ilmiah, jurnal, dan monografi. Jadi, informasi mengenai suatu ilmu yang disampaikan secara sistematis dan menjelaskan sebab akibat secara detail.
8. Gaya Penulisan Ilmiah Populer
Buku nonfiksi memiliki beragam jenis dan tema, ada yang khusus untuk anak, remaja, hingga orang dewasa. Ada jenis buku juga yang berisi imbauan, motivasi, hingga kisah nyata yang dialami oleh seseorang. Seandainya buku-buku tersebut ditulis dengan gaya penulisan yang penuh dengan kosataka ilimiah ala buku teori, maka peminatnya akan berkurang.
Oleh karena itu, gaya penulisan buku nonfiksi disajikan mengikuti pedoman penulisan ilmiah populer. Apa yang dimaksud dengan ilmiah populer? Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmiah populer diartikan sebagai bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Hal ini bertujuan agar muatan dalam buku nonfiksi dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh pembaca. Sebab, buku nonfiksi ditulis secara deskriptif dengan tutur bahasa yang lekat dengan keseharian pembaca. Semakin banyak membaca buku nonfiksi, maka semakin luas pula wawasan dan pengetahuan yang diterima.
Bagaimana, sudah pahamkan apa saja karakteristik dalam buku nonfiksi? Dengan mengetahui berbagai karakteristik tersebut, diharapakan kamu memperoleh pencerahan baru mengenai buku nonfiksi. Artikel ini bukan hanya ditujukan untuk pembaca buku saja, tetapi juga orang yang ingin menulis buku nonfiksi.