6 Ciri Kalimat Efektif yang Perlu Dipahami Penulis dalam Menulis Buku

6 Ciri Kalimat Efektif yang Perlu Dipahami Penulis dalam Menulis Buku

Dalam menulis buku, penyusunan kalimat yang tepat dan efektif menjadi salah satu aspek yang dapat memengaruhi minat pembaca. Ide cerita sebagus apapun, tidak akan mampu memikat pembaca ketika tidak disampaikan dengan kalimat yang efektif.

Sebab melalui kalimat efektif, pembaca bisa memahami dengan baik maksud yang ingin kamu sampaikan melalui tulisanmu. Dengan demikian, potensi terjadinya kesalahpahaman dapat dihindari.

6 Ciri Kalimat Efektif yang Perlu Dipahami Penulis dalam Menulis Buku

Untuk itulah, sebagai penulis kamu perlu paham tentang ciri-ciri kalimat efektif agar bisa menulis buku yang pesannya dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

Nah untuk mendapatkan pengetahuan tersebut, artikel kali ini akan sangat tepat untuk kamu simak sampai akhir. Berikut ini dijelaskan lebih lanjut enam ciri kalimat efektif yang perlu penulis pahami dalam menulis buku:

1. Memiliki Struktur yang Kompak

Seperti halnya dalam sebuah tim, kekompakan merupakan salah satu hal mutlak yang diperlukan agar memperoleh hasil kerja yang optimal. Begitu pula dalam menulis kalimat efektif. Salah satu ciri kalimat efektif ialah memiliki struktur yang kompak.

Menurut Kusmana (2014), struktur yang kompak berarti setiap kalimat efektif minimal harus memiliki unsur pokok dan sebutan (keterangan dari pokok) atau unsur subjek dan objek.

Struktur kalimat yang tidak kompak bisa berpotensi membuat kalimat menjadi ambigu atau tidak jelas sehingga sulit dimengerti oleh pembaca. Dengan kata lain, pesan yang ingin kamu sampaikan tidak bisa dicerna oleh pembaca.

Hal ini tentu disayangkan ketika tujuan menulismu adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca, namun ternyata mereka tidak bisa memahami dengan baik kalimat yang kamu sampaikan.

Pada umumnya, kalimat yang tidak efektif ditunjukkan dengan penggunaan kata depan atau preposisi sebelum subjek. Kata depan yang dimaksud misalnya dalam, pada, di, bagi, untuk, tentang, dan karena. Berikut ini contoh kalimatnya:

  • Bagi para guru diharapkan membuat metode pembelajaran yang mudah dipahami oleh para siswa
  • Sebagai orang yang baru pertama kali belajar, membuat kesalahan adalah hal yang wajar

Pada kata yang dicetak miring di atas, sebenarnya bisa dihilangkan dan kalimat bisa disusun dengan lebih efektif kembali supaya lebih mudah dipahami oleh pembaca dan menghindari kesalahpahaman.

2. Kalimat Tersusun secara Paralel

Ciri kalimat efektif yang kedua ialah tersusunnya kalimat secara paralel. Apa maksudnya? Paralel di sini berarti penyusunan kalimat menggunakan unsur atau jenis kata yang sama.

Penggunaan paralelis kata yang tidak benar bisa membuat kalimat menjadi tidak efektif. Ini artinya, kalimat tersebut tidak mampu tersampaikan pesannya dengan baik kepada pembaca.

Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini contoh kalimat yang tidak efektif karena tidak disusun secara paralel:

Hari ini, para siswa diberikan tugas rumah untuk menggambar profesi yang menjadi cita-citanya, dijelaskan di depan kelas, dan guru memberikan nilai.

Berdasarkan contoh di atas, terdapat susunan kalimat yang tidak paralel dengan penggunaan kata menggambar, dijelaskan, dan guru.

Jika hendak memparalelkan kata menjelaskan (kata kerja), maka kata berikutnya juga harus menggunakan kata kerja atau verb agar kalimat menjadi paralel dan memenuhi ciri kalimat efektif. Berikut contoh kalimat yang sudah paralel:

Hari ini para siswa diberikan tugas menggambar profesi yang menjadi cita-citanya, menjelaskannya di depan kelas, dan memperoleh penilaian dari guru.

3. Tidak Mengandung Makna Ganda

Ciri ketiga dari kalimat efektif yaitu tidak mengandung penafsiran atau makna ganda. Tujuannya ialah agar kalimat yang kamu tulis tidak ambigu sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Berikut ini contoh kalimat yang ambigu sehingga menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif dan sulit dipahami:

Saya melihat teman saya dengan kaca mata.

Pada contoh kalimat di atas berpotensi menimbulkan salah penafsiran karena ambigu. Apakah saya yang menggunakan kacamata ataukah temannya.

Kalimat yang bermakna ganda atau mengandung multitafsir bisa jadi berbahaya jika penafsiran dari pembaca melenceng jauh dari makna sebenarnya yang ingin penulis sampaikan.

4. Mengandung Kepaduan

6 Ciri Kalimat Efektif yang Perlu Dipahami Penulis dalam Menulis Buku

Berikutnya, ciri kalimat efektif lainnya adalah mengandung kepaduan. Yang mana, kepaduan kalimat bisa dicapai dengan pemahaman yang kuat dari penulis tentang kosakata yang tepat beserta maknanya. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh kalimat yang tidak padu:

  • Setelah skripsi selesai direvisi, mahasiswa besok perlu bimbingan kembali dengan dosen pembimbing dan penguji.
  • Pertemuan pertama membahas tentang pengenalan materi-materi yang akan dibahas pada semester ganjil daripada pertemuan kedua barulah akan mulai masuk ke materi.

Pada contoh yang pertama, kalimat tersebut memang masih bisa dipahami meskipun secara strukturnya salah. Teknik menulis yang tepat ialah menggunakan struktur SPOK. Kalimat tersebut bisa dibenahi menjadi:

  • Mahasiswa perlu bimbingan kembali dengan dosen pembimbing dan penguji setelah skripsinya selesai direvisi
  • Sementara itu, pada contoh kalimat kedua, kata “daripada” perlu dihapus agar kalimat menjadi efektif dan mudah dipahami.

5. Hemat

Ciri kalimat efektif lainnya juga bersifat hemat. Hemat berarti bahwa kalimat efektif harus menghindari pengulangan, baik pengulangan pada subjek, hiponimi, pleonasme, atau pun penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.

Dengan kata lain, kalimat disusun secara ringkas, sederhana, dan tidak bertele-tele. Kalimat yang kurang hemat bisa kamu lihat pada contoh berikut ini:

  • Para ibu-ibu sedang berbelanja sayuran di tukang sayur keliling.
  • Waktu perjalanan yang ditempuh bapak menuju ke tempat kerja hanya sekitar 15 menit.
  • Banyak buku-buku di perpustakaan yang sudah mulai usang karena jarang dibaca.

Kesalahan pada contoh kalimat pertama yaitu sudah terdapat kata yang menunjukkan kalimat jamak yakni “ibu-ibu”, sehingga tidak perlu lagi ditambahkan kata “para” agar kalimat menjadi lebih hemat.

Pada kalimat nomor dua, tidak perlu ditambahkan kata “waktu” karena di akhir kalimat sudah menunjukkan penanda waktu yaitu menit.

Kemudian pada kalimat ketiga kata “buku-buku” sudah menandakan bahwa jumlah buku tersebut banyak, sehingga kata “banyak” perlu dihilangkan agar kalimat menjadi lebih hemat.

6. Mengandung Makna yang Logis

Ciri kalimat tidak efektif yang terakhir adalah logis atau masuk akal. Dengan kata lain, kalimat efektif dapat diterima oleh akal sehat. Kalimat yang tidak logis ini biasanya dipengaruhi oleh penggunaan ejaan yang salah atau diksi yang kurang tepat.

Berikut ini contoh penggunaan kata yang kurang tepat sehingga menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif:

  • Kepada Bapak Sugiyanto selaku Kepala SMA 1 Surabaya, waktu dan tempat dipersilakan.
  • Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya untuk menyampaikan kesan dan pesan untuk Bapak dan Ibu Guru tercinta.

Contoh kalimat yang pertama dikatakan tidak logis karena tidak menunjukkan subjek yang konsisten. Akibat dari hal itu, pembaca bisa jadi bingung siapa yang dipersilakan.

Apakah Bapak Sugiyanto, ataukah waktu dan tempat, meskipun sebenarnya Bapak Sugiyanto-lah yang dipersilakan. Namun, penyusunan kalimat atau penggunaan kata yang kurang tepat membuatnya menjadi sulit dipahami.

Sementara itu pada contoh kalimat yang kedua, akan lebih tepat jika menggunakan kata “membahagiakan” agar lebih masuk akal. Jika menggunakan kata “berbahagia” maka seolah kesempatan bertindak sebagai subjek. Padahal, kesempatan di sini termasuk kata keterangan.

Penggunaan kata pada contoh-contoh tersebut mungkin sudah lazim digunakan di luar dunia kepenulisan atau perbukuan, namun hal ini tetap wajib menjadi perhatian bagi setiap penulis agar tulisannya bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.

Demikian enam ciri kalimat efektif yang perlu penulis ketahui dalam menulis buku. Kalimat efektif merupakan kunci agar setiap pesan atau maksud yang hendak kamu sampaikan melalui tulisanmu bisa dimengerti dengan baik oleh pembaca. Selamat menulis!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn