Bisa menerbitkan buku merupakan salah satu momen membahagiakan bagi seorang penulis. Dengan menerbitkan buku, buah pikiran seorang penulis bisa dikenal, dibaca, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Nah, salah satu hal yang pasti diperbincangkan saat hendak menerbitkan buku adalah mengenai penerbit yang ternyata memiliki beberapa jenis, yaitu penerbit mayor, penerbit indie, dan self publishing.
Daftar isi
ToggleIni Dia Perbedaan Penerbit Mayor dan Indie, Pahami Plus Minusnya!
Pada artikel ini, kamu akan mengetahui lebih lanjut perbedaan penerbit mayor dan indie. Yuk, baca dan pahami uraian informasi berikut ini dengan baik, ya!
Artikel yang sesuai:
Mengenal Penerbit Mayor
Penerbit mayor merupakan jenis penerbit buku berskala besar, bereputasi, dan memiliki jaringan distribusi yang luas. Dengan demikian, dari segi pendanaan atau modal yang dimiliki penerbit mayor juga tidak sedikit.
Oleh karena berskala besar, manajemen di dalam penerbit mayor juga sudah terstruktur dengan rapi dan memiliki divisi-divisi tersendiri yang mengatur setiap tahapan penerbitan buku. Misalnya editor, layouter, desainer cover, hingga marketing.
Mengenal Penerbit Indie
Penerbit indie merupakan jenis penerbit buku mandiri yang berskala lebih kecil dibandingkan penerbit mayor. Meski demikian, penerbit indie memiliki kelebihannya tersendiri.
Penerbit merupakan solusi bagi penulis yang ingin menerbitkan bukunya dalam waktu singkat. Pada penerbit indie juga telah terbagi menjadi tim-tim profesional seperti editor, layouter, desainer cover, dan tim kreatif lainnya.
Perbedaan Penerbit Mayor dan Indie
Setelah sekilas mengenal penerbit mayor dan penerbit indie, kamu mungkin ingin mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja yang membedakan kedua jenis penerbit buku tersebut, bukan?
Nah, berikut ini kami rangkum 9 poin perbedaan penerbit mayor dan indie yang perlu kamu pahami, terutama jika kamu ingin menerbitkan buku!
1. Penulisan naskah
Pertama, perbedaan penerbit mayor dan indie dapat dilihat dari segi penulisan naskah. Pada penerbit mayor, penulisan naskah yang dilakukan oleh seorang penulis akan didampingi oleh tim editor dari penerbit.
Adanya editor tersebut berperan membantu untuk memantau progres penulisan naskah, memberikan saran, dan sudut pandangnya yang berbeda mengenai hasil tulisan penulis agar nantinya semakin menarik minat pembaca.
Sementara itu, editor pada penerbit indie berperan memeriksa naskah apakah sudah memenuhi kriteria penerbit ataukah belum. Tidak ada persyaratan khusus, asalkan karyamu bebas dari unsur SARA maka karyamu bisa segera diterbitkan oleh penerbit indie. Mudah, bukan?
2. Waktu penerbitan
Waktu penerbitan menjadi salah satu perbedaan yang signifikan antara penerbit mayor dan penerbit indie. Penerbit mayor umumnya memakan waktu hingga berbulan-bulan untuk menerbitkan karyanya. Itu pun jika naskah kamu diterima.
Jika naskahmu tidak terima, jangan berkecil hati, ya. Persaingan untuk menerbitkan buku di penerbit mayoritas memang sangat ketat karena diminati oleh sebagian besar penulis.
Tidak hanya penulis pemula saja, kamu juga akan bersaing dengan banyak penulis yang telah berpengalaman. Hal ini menyebabkan kesempatan untuk bisa menembus penerbit mayor semakin kecil, apa lagi bagi penulis pemula yang belum memiliki nama atau baru pertama kali menerbitkan buku.
Namun, saat ini para penulis pemula atau penulis yang ingin segera menerbitkan bukunya tidak perlu khawatir lagi. Penerbit indie menjadi solusi praktis untuk menerbitkan buku dengan proses yang singkat dan tanpa birokrasi yang rumit.
Menerbitkan bukumu melalui penerbit indie, bisa dipastikan buku akan diterbitkan dalam waktu yang lebih cepat, tidak sampai berbulan-bulan karyamu sudah bisa dinikmati oleh para pembaca.
3. Biaya penerbitan
Kemudian, perbedaan penerbit mayor dan indie juga bisa dilihat dari segi biaya penerbitan. Pada penerbit mayor, seluruh biaya penerbitan buku bersifat gratis, termasuk biaya cetak, distribusi, dan promosi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerbit.
Sementara pada penerbit indie, biaya penerbitan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Namun, penerbit indie pada umumnya menyediakan paket-paket penerbitan dengan fasilitas yang beragam sehingga bisa membantu menghemat budget yang kamu miliki.
4. Sistem bagi hasil atau royalti
Perbedaan penerbit mayor dan indie berikutnya dilihat dari sistem bagi hasil atau royalti. Yang mana pada penerbit mayor, penulis bisa mendapatkan royalti sebesar 10% dari setiap penjualan bukunya.
Waktu penerimaan royalti pada penerbit mayor bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya, tergantung kebijakan masing-masing penerbit.
Sementara pada penerbit indie, royalti yang akan kamu dapatkan bisa mencapai 50% dari setiap penjualan buku. Ini tentunya jauh lebih besar dibandingkan penerbit mayor.
Hal tersebut dikarenakan terdapat biaya penerbitan yang sudah penulis keluarkan.
5. Ketersediaan ISBN
Karena berskala besar, maka buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor tentunya sudah pasti memiliki ISBN sehingga terdaftar secara resmi di database Perpusnas RI. Selain itu, tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepada penulis untuk mengajukan ISBN.
Lain halnya dengan penerbit indie, ada yang menyediakan jasa pengurusan ISBN, ada pula yang tidak menyediakannya. Atau, layanan ISBN juga bisa termasuk ke dalam salah satu fasilitas dari paket-paket penerbitan yang mereka miliki.
6. Distribusi atau pemasaran buku
Jika kamu menerbitkan buku melalui penerbit mayor, proses distribusi dan pemasaran bukumu akan dilakukan melalui toko-toko buku fisik dan juga secara online.
Berbeda dengan penerbit indie, distribusi dan pemasaran buku hanya dilakukan secara online. Baik melalui website, media sosial, maupun market place yang penerbit miliki.
Namun, tidak perlu khawatir. Kamu juga bisa kok jika menginginkan bukumu agar terpajang di rak-rak toko buku fisik meski menerbitkan buku di penerbit indie. Kamu cukup menyediakan budget tambahan untuk kamu bayarkan ke penerbit.
7. Seleksi naskah
Selanjutnya, perbedaan penerbit mayor dan indie bisa dilihat dari penyeleksian naskah. Seleksi naskah pada penerbit mayor berlangsung sangat ketat.
Penerbit mayor memiliki kriteria tersendiri yang menentukan layak atau tidaknya sebuah naskah untuk diterbitkan. Selain dari isinya yang unik dan berkualitas, tentunya juga perlu memiliki nilai komersil agar penerbit juga memperoleh keuntungan.
Nah, lain halnya dengan penerbit indie. Tidak ada kriteria khusus untuk karya-karya yang lolos untuk diterbitkan. Selagi karyamu terbebas dari unsur SARA, maka kamu bisa melihat bukumu terbit dalam waktu yang singkat.
8. Jumlah cetakan
Berikutnya, jumlah cetakan juga menjadi salah satu poin perbedaan penerbit mayor dan indie yang perlu kamu ketahui jika ingin menerbitkan buku.
Jika kamu menerbitkan buku melalui penerbit mayor, bukumu akan dicetak secara besar-besaran dan didistribusikan ke saluran-saluran yang dimiliki oleh penerbit mayor. Biaya cetak juga sepenuhnya ditanggung oleh penerbit.
Di lain sisi, buku kamu akan dicetak sesuai jumlah pesanan jika kamu menerbitkannya melalui penerbit indie. Dengan demikian, ini bisa menghindari risiko kerugian seandainya tidak semua buku laku terjual.
Namun jika buku kamu menarik, tentunya kamu tidak perlu khawatir tidak laku. Buku kamu pasti akan mendapatkan banyak antusiasme dari pembaca sehingga bisa memperoleh penjualan yang tinggi.
9. Promosi
Terakhir, perbedaan penerbit mayor dan indie juga bisa dilihat dari segi promosi yang dilakukan. Yang mana, penerbit mayor bertanggung jawab penuh terhadap promosi buku para penulisnya.
Namun sebagai penulis, kamu juga perlu turut serta dalam mempromosikan bukumu. Misalnya, melalui media sosial yang kamu miliki. Selain membantu memperluas jangkauan promosi, personal brandingmu sebagai penulis juga akan semakin kuat.
Sementara itu, jika kamu menerbitkan buku melalui penerbit indie maka promosi buku sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Namun biasanya, penerbit menyediakan paket-paket penerbitan yang juga termasuk promosi di dalamnya.
Nah, seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa selain penerbit mayor dan indie, ada juga penerbit self publishing. Artinya, segala proses penerbitan buku berada di bawah kendali penulis itu sendiri.
Mulai dari penulisan naskah, editing, desain cover, layout buku, hingga pengajuan ISBN dan pencetakan bukunya diatur sendiri oleh penulis.
Namun, dalam hal-hal tertentu penulis tetap memerlukan peran penerbit untuk membantu menerbitkan bukunya. Misalnya, dalam hal marketing atau pemasaran buku.
Nah, berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing penerbit memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
Dengan memahami informasi perbedaan penerbit mayor dan indie, kamu bisa memiliki gambaran yang lebih jelas dalam memilih jenis penerbit buku apa yang ingin kamu tuju untuk membantu mewujudkan impianmu dalam menerbitkan buku.
Jika kamu seorang penulis pemula, menerbitkan buku melalui penerbit indie merupakan solusi terbaik sebagai awal untuk membantu melambungkan namamu di dunia perbukuan.
Atau, jika kamu penulis yang ingin menyaksikan karyamu segera terbit, penerbit indie juga solusi yang tepat. Kamu bisa menerbitkan karyamu tanpa harus melalui prosedur yang ketat dan sudah pasti karyamu bisa terbit.
Hanya saja dari segi biaya penerbitan, kamulah yang akan menanggung sepenuhnya. Jadi, bagaimana? Tertarik menerbitkan bukumu melalui penerbit indie, ataukah penerbit mayor?